Assalamu’alaykum readers…
Alhamdulillah, akhirnya bisa Menuhin blog nitha lagi…hehe
Setelah sekian lama gag buka blog nitha ini, karena ada sebab
lainnya…J
Kali ini nitha pengen menyampaikan sebuah surat cinta dari
sang akhi pada sang ukhty, tapi nitha juga sedih bacanya, tnyata isi hati sang
akhi seperti itu terhadap sang ukhty…hiks
Ehm mudahan ajja, dengan nitha men-share surat cinta ini,
banyak ukhty yang jadi mengerti isi hati sang akhi…aamiin..:)
Yaa udda deh, gag usah lama-lama nitha ngomongnya (tapi kan
nitha gag ngomong…hehehe), yuks kita baca surat cinta buat ukhty dari akhi…J
Ini adalah unek-unek saya yang banyak dikecewakan oleh performa para
muslimah yang nampak di depan kedua biji mata saya sehari-hari. Di tengah
kegembiraan banyak orang yang melihat kerudung pada saat ini menjadi trending
fashion banyak muslimah, saya sebenarnya gemas, kecewa, galau dan marah, tapi
juga bingung.
Pangkal kekecewaan saya adalah soal kesenjangan antara kerudung
dengan gaya hidup mereka. Mengapa banyak muslimah yang berkerudung sekedar puas
dengan berkerudung. Seolah-olah kerudung itu sudah babak final dalam penampilan
dan lifestyle, kenapa mereka tidak mau meningkatkan kepribadian mereka,
pemahaman mereka dan menjaga diri mereka? Kenapa? Kenapa? Please, somebody help
me!
Coba, pembaca pikirkan, bagaimana saya tidak bingung melihat seorang
muslimah berkerudung tapi body mereka tampak melendung-melendung. Wajah manis
berkerudung dalam balutan kemeja ketat yang kancingnya seolah mau meloncat
karena ketarik bodi mereka yang sudah baligh, dan panggul ke bawah dililit
jeans ketat – malah ada juga yang nekat pake legging (gubraaag) – sehingga
‘aset nasional’ mereka dikibarkan ke mana-mana.
Ukhtiiiiii….! Maaf kalau saya sarkastis, tapi Anda ini kan muslimah,
bukan hewan qurban yang dinilai dari bobot badan dan kemontokan tubuh. Sapi dan
domba qurban sengaja di-display-kan dengan vulgar di pinggir jalan agar
orang-orang yang mau berkurban ngiler untuk membelinya dan mengurbankannya
untuk fakir miskin.
Tapi ukhti kan muslimaaaah, bukan kambing qurban. Semakin Anda
tertutup semakin ‘mahal’ harga ukhti di hadapan Allah, beda dengan hewan qurban
yang semakin nampak sintal bodinya makin mahal harganya. Pahamkah kekesalan
saya, ukhti?!Ini bukan berarti saya ini maho atau cowok KW. Bukan. Saya pria
tulen.
Saya senang dengan kecantikan dan keindahan wanita karena itu kodrat
saya, tapi kan Allah melarang saya meneropong tubuh ukhti dari ujung rambut ke
ujung jempol.
Jadi, please, saya minta kerja samanya, jangan bikin hidup saya yang
susah jadi tambah susah. Kalau memang ukhti cantik dan punya penampilan
berkelas biarlah suami ukhty saja yang nanti berhak untuk melihatnya. Saya
masih lelaki dan saya masih takut nambah saldo dosa.Pakaian ukhti bila keluar
rumah adalah kerudung dan baju panjang yang kita sebut jilbab. Itu yang
diperintahkan Allah kepada ukhti dan yang sekaum dengan Anda. Kalau ukhti
senang dengan tank top, baby doll, mini skirt, atau hotpants ya silakan dipakai
di balik jilbab ukhti. Tidak usah saya diajak mengintip semuanya.
Saya juga gerah dan marah kala menyaksikan ada remaja berkerudung
jadi alay-alay di layar kaca. Entah di acara In***, D*****t, atau yang
sejenisnya. Sama saat saya juga geli dan ketawa garing ngeliat ukhti-ukhti
berkerudung ngantri tiket Justien Biber atau Lady Gaga!
Tapi bukan soal itu saja yang membuat emosi saya kadang meradang
melihat ukhti dan teman-teman ukhti. Ada soal lain yang saya terus terang gerah
dan jadi garang. Apa? Pacaran! Saya sering geleng kepala kalau sudah melihat
akhwat berkerudung – apalagi berjilbab – berasyik masyuk dengan cowok yang
bukan mahram dan suami juga bukan.Boleh percaya atau tidak, ukhti, saya pernah
mendamprat – ini mungkin terlalu dramatisasi, tepatnya mempermalukan – sepasang
kekasih di dalam angkot. Keduanya siswa almamater sekolah saya. Tapi yang bikin
kepala panas adalah ceweknya berkerudung rapih dan cowoknya berjenggoooot (saya
saja sampai sekarang belum sukses menumbuhkan jenggot!) Keduanya duduk di
pojokan angkot dan tangan tuh cewek ada dipangkuan cowoknya sambil
diremas-remas. !Astaghfirullah al-‘azhim!“Udah nikah, belum?” tanya saya
panas.“Eh, belum, Pak?” jawab tuh cowok blingsatan sambil melepaskan tangan
ceweknya. Untung nggak dilepaskan dari persendian badannya. Bla, bla, bla, saya
nasihatin mereka berdua. Entah keduanya paham omongan saya atau tidak. Entah
setelah itu mereka bubar pacaran atau malah menganggap sikap saya sebagai
ujian.
Di mana-mana saya sering lihat akhwat berkerudung berasyik masyuk
dengan pacar-pacar mereka. Di atas motor Kawasaki Ninja yang keren ada akhwat
yang lengket ke punggung cowoknya ( jadi ingat seseorang...siapa ya...). Karena
tuh motor Jepang jok belakangnya nungging maka cewek berkerudung itu ikutan
nungging dan makin bersandar ke punggung cowoknya. Mungkin sambil berpikir
bangga ‘cowok gue motornya keren’. nggak peduli pada komentar orang-orang yang
menyaksikannya. Saya sebaaal lihat ukhti seperti itu.
Saya juga marah pada kawan saya yang pernah cerita kalau dia pernah
diajak warga menggerebeg sepasang mahasiswa yang sedang mesum di malam hari di
bulan suci Ramadhan. Ceweknya…..? Mahasiswi berkerudung! Coba bayangkan
saudara-saudara, keduanya ketangkap basah sedang mesum di bulan Ramadhan pula!
Saat orang berburu pahala, mereka malah saling berburu paha (tanpa la). Kalau
mereka orang atheis, saya nggak bakal marah. Tapi dia berkerudung. Sad but
true. Saya marah pada kawan saya itu kenapa story buruk kayak begini harus
diceritakan pada saya. Bikin saya makin sebal pada ukhti berkerudung yang liar
seperti itu. Tapi itu bukan satu-satunya cerita, masih banyak cerita yang
serupa yang saya dengar dari kawan-kawan yang lain. Ada juga yang cerita kalau
di antara cewek berkerudung itu ada yang jadi wanita panggilan. Malah katanya
tarifnya premium call alias bisa lebih mahal karena kesannya eksotis dan
reliji.Saya jadi bertanya; untuk apa sih ukhti berkerudung? Apa makna hijab
dalam kehidupan ukhti? Tolong jawab 1 x 24 jam dari sekarang! Sering saya
dengar ada kalangan yang bilang ‘jilbabi dulu hatimu sebelum tubuhmu’. Apa
maksudnya? Sok berfilsafat tapi gajebo, ga’ jelas bo!
Nanti para cewek yang pakai hotpants bisa berdalih ‘ mas, jangan
lihat tubuh seksi saya, tapi rasakan hati saya yang berjilbab’ Pernahkah ketika
ukhti memutuskan untuk berkerudung apalagi berjilbab merenung bahwa harus ada
sebuah perubahan dalam hidup ukhti? Akan lebih terjaga, lebih dekat kepada
Allah, dan lebih berani meninggalkan maksiat?Kekesalan itu saya tumpahkan di
sini, biar ukhti baca kalau apa yang ukhti lakukan itu berbahaya, dosa dan
merusak korps akhwat berkerudung dan berjilbab. Kalaupun ukhti tidak baca, saya
berharap agar ada yang meng-copy paste tulisan ini dan sharing ke mana saja
agar dibaca oleh ukhti dan yang se-alam dengan ukhti.
Untuk ukhti yang sudah terlanjur membacanya dan marah-marah, saya
harap agar malam nanti merenung; sudah benarkah gaya hidup saya? Percayalah,
mencopot kembali kerudung bukan jawaban yang benar. Yang harus ukhti lakukan
adalah terus menyelam dalam ajaran Islam yang indah dan menyejukkan ini.
Banggalah sebagai akhwat berjilbab dan jagalah kehormatan diri sampai mati.
That’s all, ukhti fillah!
Ukhti ku Berkerudung...
SUMBER : page Jangan Jadi Muslimah Nyebelin.
Posting by : Ameera
Ehm, ya ternyata begitulah isi
hati akhi. Semoga surat cinta ini bisa menjadi bahan renungan kita sebagai
seorang ukhty. Sungguh hati nitha teriris-iris membacanya, ternyata begitu to
penilaian akhi. Tapi nitha juga berterima kasih si, karena tulisan ini bias jadi
bahan renungan untuk kita semua, dan semoga bisa menjadi seorang ukhty yang
lebih baik lagi.aamiin…J
Semangat ukhty-ukhty cantik yang
sedang berjuang untuk selalu menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Yuks mari
kita berjuang bersama, karena notabene nitha juga sedang berjuang seperti
anti-anti semua…(^_^)
S.E.M.A.N.G.A.T…J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar