Jumat, 22 November 2013

..Tanah Gersang..


Dalam hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi kita.
Ya, setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat. Betapapun yang mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita. Bukan karena mereka orang-orang yang bijaksana. Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi bijaksana.
Mereka mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana. Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan rembulan yang menghias malamnya.
Tetapi barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang. Lebih gersang dari sawah yang kerontang. Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang. Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus. Maka bagi kita sang tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.
Seperti matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena khawatir nyalanya bisa memusnahkan kehidupan. Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan.
Dan seperti batu cadas yang member kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya. Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya. Demi terciptanya butir-butir tanah. Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan berbuah.

Yak post nitha kali ini nitha awali dengan sebuah penggalan yang ada di dalam buku “Dalam Dekapan Ukhuwah”. Nitha merasa bacaan di atas emang benar adanya. Semua orang yang ada di dalam hidup kita merupakan guru terbaik untuk kita. Yang baik, dan juga yang jahat.
Mereka yang selalu ada untuk kita, maupun mereka yang selalu menyakiti perasaan kita. Mereka semua tidak ada bedanya, mereka tetap guru bagi kita. Iya kan..??
Dari mereka yang menyakiti perasaan kita, kita bisa belajar supaya apa yang membuat kita sakit hati, gag kita lakuin ke orang lain. Jagalah perasaan orang lain, maka secara gag langsung kita tlah menjaga perasaan diri kita sendiri.
Dari mereka yang selalu ada untuk kita, kita bisa belajar untuk berusaha selalu ada untuk teman, sahabat atau orang yang kita sayang disaat mereka membutuhkan ataupun tidak membutuhkan kita.
Walopun sebagai manusia biasa, kita gag bisa memungkiri ketika kita disakiti oleh orang lain, atau disakiti orang yang kita sayang, pasti kita merasakan sakit yang begitu mendalam. Namun alangkah bijaknya jika kita memaafkan mereka dan mengambil pelajaran-pelajaran dari mereka. Karena ketika hati masih diliputi perasaan dendam atau amarah, maka hati itu akan sulit mengambil pelajaran yang terselip disetiap kejadian yang menghampiri kita.
Kalo kita perhatikan lebih seksama, kebanyakan orang yang menyakiti perasaan kita itu adalah orang-orang yang kita sayangi. Iya kan..??
Yah entah siapa mereka yang menyakiti kita, entah siapa mereka yang selalu ada didekat kita, namun yang pasti mereka semua adalah guru kita. Semua kembali ke diri kita masing-masing bagaimana mau menyikapinya..:)
Stay cool n carry on…

See you n bye bye…:*