Minggu, 20 November 2011

..Bahasa Gahol (gaul)..

A : Leh nal gag..??nama amu capa..??
B : oeh (boleh)

Sepenggal dialog anak muda jaman sekarang yang katanya menggunakan bahasa gahol (gaul). Memang tidak ada salahnya mereka menggunakan bahasa itu, karena sebenarnya setiap profesi memiliki ciri khas tersendiri dalam berbahasa.

Ada sebagian tokoh yang menentang penggunaan bahasa-bahasa gaul yang dikatakan anak muda jaman sekarang. Pendapat mereka yaitu bahasa tersebut merusak tatanan penulisan bahasa Indonesia. Padahal sebenarnya setiap profesi mempunyai bahasa mereka sendiri. Missal saja seorang berprofesi jurnalis, mereka akan menulis sesuai aturan mereka, mereka tidak mengindahkan aturan pemenggalan kata sesuai dengan EYD. Karena di dalam dunia kerja mereka setiap inchi atau setiap kolom di majalah atau korannya itu adalah uang. Contoh lain yaitu seorang dokter, mereka menulis resep obat dengan tulisan yang susah untuk dibaca orang yang bukan dari kalangan dokter atau perawat dan apoteker. Karena mereka memburu waktu untuk melayani pasien-pasien selanjutnya. Intinya tidak banyak waktu untuk memerhatikan tulisannnya itu indah di pandang atau tidak.

Hal di atas kurang lebih sama dengan fenomena gaya penulisan anak-anak muda jaman sekarang. Atau sering kali di sebut bahasa gaul atau bahkan bahasa alay.

Mungkin mereka ingin mengekspresikan kreativitas mereka dengan menggunakan bahasa-bahasa yang menurut mereka itu bahasa gaul. Mereka ingin dikatakan gaul makanya mereka menggunakan bahasa tersebut. Walau banyak pihak yang menentangkan dan kontra dengan gaya mereka tersebut. Tapi memang di dunia ini pasti ada yang pro dan kontra. Itulah yang di sebut keseimbangan kehidupan.
Jangan kita saling merendahkan gaya bahasa di antara kita dengan bahasa yang digunakan teman atau orang sekitar kita. Karena bahwasanya setiap orang memiliki cirri khas tersendiri.
Begitu pula janganlah kita mengejek atau bahkan menghina bahasa-bahasa daerah atau dialek dari suatu kelompok.

Contoh saja, waktu dosen saya pergi ke Malaysia, beliau bertanya dengan orang sana, “pakcik, bagaimana tanggapan orang Malaysia tentang bahasa Indonesia?”.
Apakah kalian tau apa jawaban orang Malaysia itu, dia menjawab, “Bahasa Indonesia itu lucu sekali kalau di dengar.”
Mendengar jawaban seperti itu, dosen saya menjawab, “jika kalian mendengar bahasa Indonesia itu lucu, lebih-lebih kami mendengar bahasa pakcik. Lebih lucu.”
Bisa kita simpulankan dari percakapan di atas, memang kita akan merasa ganjil atau lucu kalau mendengar orang yang notabene bukan orang daerah kita sendiri. Kita akan merasa bahasa yang mereka gunakan lucu dan aneh. Tapi apa kita sadar bahwa sebenarnya kita juga aneh dan lucu di hadapan mereka jika kita menggunakan bahasa daerah kita.

Dalam tulisan ini penulis ingin menyampaikan bahwa apa saja bahasa yang kita gunakan dan bagaimana bahasa yang digunakan itu masih dalam lingkup yang positive, hargailah hal itu.

Hargailah perbedaan..:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar