Assalamu’alaikum sahabat..
Alhamdullillah kita bisa berjumpa kembali di coretan nitha yang selanjutnya ini ya..hehe.. terima kasih ya Allah telah di beri kesempatan ini..:)
Ehm langsung saja yuk,,
Sahabat muslim dan muslimah yang nitha sayangi karena Allah SWT pasti sudah akrab dengan yang namanya “wudhu” kan, ya betul biasanya sebelum kita melaksanakan sholat, kita berwudhu dulu..:)
Karena jika melakukan sholat tetapi tidak berwudhu dulu maka sholatnya itu tidak diterima.
“tidak diterima shalat seseorang jika berhadas sampai dia berwudhu,”(HR Bukhari)
Dan nitha juga yakin sahabat-sahabat nitha ini sudah mengerti rukun dan sunnah wudhu..:)
Sahabat tahu tidak filosofi wudhu..??yuk kita kupas sama-sama *tapi bukan ngupas mangga iya*..:)
Sahabat, ketika kita basuh wajah kita dengan air wudhu yang suci, maka kita harus memaknai itu dalam tindakan kita yang lalu, bahwa selama ini wajah kita memandang yang tidak hak, yang tidak seharusnya kita pandang, missal gambar yang seronok yang mengundang birahi, tulisan yang membangkitkan syahwat, dan contoh-contoh lainnya.
Rasulullah mengingatkan dalam hadisnya, “nadzratul ula laka wa nadzaratutstsani ‘alaika” (hadis).
Artinya, “pandangan pertama adalah untukmu dan pandangan berikutnya adalah laknat bagimu/musibah bagimu.”
Hadis ini memberi pelajaran penting untuk kita dalam menyikapi pandangan yang tidak hak bagi kita. Bahwa kalau kita turuti kehendak nafsu kita, memandang lawan jenis kita, maka kita akan semakin diperbudak nafsu dan tak akan pernah berakhir kecuali kalau kita paksa untuk berhenti.
“nafsu ibarat anak bayi yang menyusu pada ibunya. Seorang anak tidak akan berhenti dari menyusu bahkan sampai usia balita sekalipun. Kecuali ibunya memaksanya untuk menyapih maksimal pada usia 2 tahun.”
Sahabat, ketika kita basuh kedua tanganmu sampai siku, maka pahami itu dalam kehidupanmu ketika mungkin kita pernah, bahkan sering menzalimi orang dengan tangan kita. Kezaliman itu bisa terjadi dengan tindakan kita menampar orang lain, menandatangani keputusan/kontrak yang tidak legal dan tidak seharusnya kita tandatangani, kalau kita seorang hakim, mungkin kita pernah mengetuk palu untuk keputusan yang tidak adil sehingga merugikan orang lain dan sebagainya.
Maka sadari itu semua dengan penuh kesungguhan mengharapkan ampunan Allah karena tindakan salah kita. Semoga dengannya akan gugur kesalahan kia bersamaan dengan jatuhnya air ke bawah.
Sahabat, ketika kita mengusap kepala, maka pahami pula itu semua dalam tindakan kita pada saat kita mungkin pernah dan sering berpikir yang negative, berpikir yang kotor dan jorok sehingga tak jarang energy berpikir kita habis dikuasai dan dijajah oleh kehendak nafsu kita. Mungkin pula kita pernah membuat maker dan strategi jahat untuk menjatuhkan saudara dan lawan bisnis kita. Sehingga kita berpikir untuk menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginan kita. Sadari itu semua. Mintalah kepada Allah agar kesalahan itu terhapus dan gugur bersamaan dengan jatuhnya air wudhu yang kita usapkan pada kepala kita.
Termasuk juga pendengaran kita. Mungkin kita pernah, bahkan sering mendengar ayat-ayat setan, nyanyian dan senandung yang membangkitkan syahwat, gemar mencari kesalahan orang lain, hobi mencuri berita, senang mendengarkan gossip orang lain dan sebagainya. Sungguh pendengaran kita akan dimintai tanggung jawab oleh pemberi nikmat itu.
Allah berfirman, “sesungguhnya segala pendengaran, penglihatan, dan hati semua akan dimintai pertanggungjawaban,”(QS Al-Kahfi [18]: 36).
Maka saatnya kita mohon ampun kepada Allah agar digugurkan segala kesalahan dan kekhilafan kita seiring dengan bergugurannya air wudhu.
Sahabat, ketika kita membasuh kedua kaki kita sampai mata kaki, maka pahami itu semua dalam tindakan keseharian kita ketika kita mungkin bahkan sering melangkahkan kaki untuk berbuat maksiat, menginjak harkat martabat serta kehormatan orang lain. Kalau kita penguasa, pejabat, atau yang memiliki otoritas dan power mungkin kita bersikap tidak adil terhadap bawahan kita yang menyebabkan orang yang ada dibawah kita rendah dan dihinakan serta dilecehkan.
Maka semoga air wudhu kita bisa menggugurkan kesalahan itu semua bersamaan dengan gugurnya air yang kita alirkan dan kita basuhkan pada kedua kaki kita.
Segalanya mungkin terjadi dalam hidup ini, kalau kita menyadari betapa manusia ini sesungguhnya makhluk yang lemah yang sering kali berbuat nista dan dosa. Tetapi semuanya sudah berlaku dalam agama bahwa siapa yang berbuat salah dan dosa maka langkah terbaik dan mesti dilakukan adalah dengan segera beristighfar dan melakukan amal soleh yang akan menghapus kesalahan yang telah terjadi.
Rasulullah bersabda, “bertakwalah kepada Allah di mana pun kau berada, dan ikutilah kejahatan itu dengan kebaikan maka akan terhapus dosamu. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak baik.” (Hadis).
Sahabat, yakinlah bahwa dengan wudhu kita, kita akan terlihat indah dan manis, senyum kita membawa rahmat dan perdamaian serta kesejukan, wajah kita akan bersinar terang mencerminkan ketawaduan dan kesalehan kita. Kita akan menjadi istimewa dan mulia di hadapan Allah. Dan semoga kita akan mewarisi surga Allah sebagaimana sahabat Bilal bin Rabah mewarisi surga dengan sabda Rasulullah yang mendengar bunyi sandal Bilal keika Rasulullah mi’raj ke langit menemui Allah dan menikmati sesaat harumnya surga yang abadi yang diperuntukkan bagi hamba-Nya yang bertakwa.
Nah sekarang kita semua sudah mengerti dan insyaaLlah sudah memahai filosofi wudhu..:)
Dan semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat nitha yang nitha sayangi karena Allah..
Ehm kita sudahi dulu ya kesempatan kali ini, nitha mau nyicil ngerjain tugas-tugas nitha nich..hehe..
Sampai jumpa di kesempatan selanjutnya iya..:)
Wassalamu’alaikum..:)
Sumber : The Inner Power of Muslimah
sesungguhnya segala pendengaran, penglihatan, dan hati semua akan dimintai pertanggungjawaban.... surat Al Isro` : 36.... bukan Al Kahfi
BalasHapus