Jumat, 28 Oktober 2011

..Makalah Bahaya Bahan Tambahan Pangan..



BAB I
LATAR BELAKANG

I.                   Masalah

            Bahan makanan yang diperlukan manusia ialah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Di saming itu ada zat tambahan dan obat-obatan yang dengan sengaja atau tidak disengaja ditambahkan kepada makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan udara meruapakan bagian lingkungan kita. Untuk kesegaran kita diperlukan jumlah yang cukup, yang murni, dan bebas dari bahan penyakit. Di samping itu cukup mengandung bahan nutrisi , menyenangkan dari segi estetika, dan bebas dari bahan pencemaran.
            Bila zat tambahan itu adalah dalam makanan, mungkin hal itu disengaja. Atau tidak disengaja. Misalnya jika sisa pestisida ada dalam makanan, jelas itu tidak disengaja. Yang tidak disengaja lainnya misalnya salmonella, stafilokokus, dan racun botulisme dalam makanan kaleng. Mungkin hal ini disebabkan cara yang tidak benar dalam penyediaan makanan. Biskuit beracun adalah contoh yang pernah terjadi yang telah menelan korban banyak. Sisa hormon dalam daging merupakan zat tambahan yang tidak sengaja, biarpun hormon itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
            Zat-zat tambahan tadi dapat menyebabkan makanan lebih sedap, tampak lebih menarik, bau dan rasa lebih sedap, dam makanan lebih tahan lama (awet). Tetapi karena zat-zat tersebut dapat berbahaya bagi manusia maka disebut juga zat pencemar.
Penggunaan bahan terlarang untuk mengawetkan produk makanan sampai hari ini masih banyak dijumpai. Salah satunya adalah penggunaan formalin untuk memperpanjang umur simpan makanan.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebrobokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, saya berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
            Apa itu boraks, formalin dan pemutih. Faktor apa yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk  menggunakan boraks, formalin dan pemutih. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan pemutih. Bagaimana mengetahui suatu pangan sudah di beri boraks atau pemutih. Apa akibat penggunaan boraks dan pemutih pada produk pangan.


II.                Tujuan

Mengetahui pengertian Bahan Tambahan Pangan (BTP). Dan mengetahui kegunaan serat panggolongan  Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Mengetahui pengertian boraks, formalin dan pemutih.Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks, formalin dan pemutih  pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin, boraks dan pemutih pada makanan.
                                        
III.             Manfaat
Dapat mengetahui apa itu boraks, formalin dan pemutih. Dapat mengetahui ciri-ciri makanan dengan bahan baku boraks, formalin dan pemutih sebagai pengawet  sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks, formalin dan pemutih pada produk pangan. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks, fomalin dan pemutih pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks, formalin dan pemutih dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan. Dan dapat mengetahui penggolongan Bahan Tambahan Pangan (BTP).




BAB II
PEMBAHASAN

            Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Bahan Tambahan Pangan (BTP) dikelompok berdasarkan tujuan penggunaannya di dalam pangan. Pengelompokan BTP yang diizinkan digunakan adalah :
1.      Pewarna, memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
2.      Pemanis Buatan, menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak/hampir tidak mempunyai nilai gizi.
3.      Pengawet, mencegah/menghambat fermentasi, pengasaman/peruraian lain pada makanan yang disebabkan mikroba.
4.      Antioksidan, dapat mencegah/menghambat proses  oksidasi lemak sehingga mencegah ketengikan.
5.      Antikempal, mencegah menggumpalnya makanan yang berupa serbuk seperti tepung atau bubuk.
6.      Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, memberikan, menambah/mempertegas rasa dan aroma.
7.      Pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
8.      Pemutih dan pematang tepung, mempercepat proses pemutihan dan/pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
9.      Pengemulsi, pemantap dan pengental, membantu terbentuknya dan memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
10.  Pengeras, memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
11.  Sekuestran, mengikat ion logam yang ada dalam makanan sehingga memantapkan warna, aroma, dan tekstur.
Selain BTP tersebut, beberapa BTP lain yang biasa digunakan dalam makanan :
1. Enzim
2. Penambah gizi
3. Humektan
Penambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu:
·         Memberi kesan menarik bagi konsumen
·         Menyeragamkan warna makanan
·         Menstabilkan warna
·         Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
·         Mengatasi pembahan warna selama penyimpanan
Beberapa pewarna terlarang dan berbahaya yang sering ditemukan pada jajanan adalah Metanil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua perwarna ini telah di buktikan menyebabkan kanker yang gejalanya tidak dapat terlihat langsung setelah dikonsumsi.
Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami (gula), yaitu :
·         Rasanya lebih manis
·         Membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis
·         Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes)
·         Harganya lebih manis
Pemanis buatan yang aling umum adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30-80 dan 300 kali gula alami,sehingga sering di sebut sebagai biang gula.
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang memunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba. Tetapi tidak jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang relative awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Pengawet yang banyak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan adalah benzoat, yang umumnya trdapat dalam bentuk natrium benzoate atau kallium benzoate yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jem dan jeli, manisan, kecap dan lain-lain.
Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis manapun dosinya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makanan tertentu, tetai tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya, karena makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan dan jenis makanan serta batas penggunaannya pada makanan diantaranya adalah :
·         Benzoate
·         Propionate
·         Nitrit
·         Sorbet
·         Sulfit
Pada saat ini masih banyak yang ditemukan penggunaan bahan pengawet yang dilarang namun digunakan dalam makanan dan berbahaya bagi kesehatan, misalnya boraks dan formalin.
Boraks atau bleng (bahasa jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks, sementara asam borat muri buatan industri farmasi lebih dikenal dengan nama boraks. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoa.
Pemutih dan pamatang tepung yaitu bahan tambahan pangan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditmabahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet.
Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan boraks, formalin dan pemutih sebagai bahan pengawet makanan adalah karena ketiga bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yantidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks, formalin dan pemutih merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk, serta banyak kue-kue ringan yang warnanya mencolok. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks, formalin dan pemutih adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, jajanan pasar dan juga daging ayam.
Bakso yang menggunakan borakss memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan bahan daging.
Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Ikan basah yang tidak rusak sampai 3hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3hari, bahkan lebih dari 15hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, keyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
Jajanan pasar yang mengandung boraks dan pemutih memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan jajanan pasar yang tidak menggunakan boraks dan pemutih. Awet hingga 2 atau 3 hari, sedangkan jajanan pasar yang tidak memakai boraks dan pemutih hanya bertahan hingga sore hari. Warnanya lebih menarik dan lebih mencolok.
Walaupun pemberantasan boraks dan formalin di Indonesia sudah luas dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bias didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambi tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan dan minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, dan UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.




BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan

Dari pembahasan dapat kita ketahui bahwa Bahan Tambahan Pangan (BTP) itu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan Tambahan Pangan (BTP) dapat menyebabkan kanker yang tidak dapat dilihat gejaklanya setelah makanan tersebut dikonsumsi.
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahay kanker pada manusia.
Formalin merupakan merek dagang dari formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida, bentuknya gas.
Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti
Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM  pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

B.                 Saran

Menghindari dan cermat dalam memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya-bahaya zat-zat tertentu terutama formalin adalah salah satu upaya dalam mengurangi resiko keracunan zat tersebut, dan kemudian menggunakan segala merk kosmetika yang sudah memiliki izin Depkes menyatakan bahwa sesuatu kosmetika itu bebas dari formalin.
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabia tidak digunakan sesuai fungsinya.
Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

3 komentar: