Selasa, 04 September 2012

..Kepada Hatimu yang Bukan Untukku..


Aku tulis catatan ini ketika aku terombang-ambing ditelan kesepian dan ragu yang deras mengimpit.

Dini hari menjelang pagi datang, ditengarai sepi dan luka yang menghujam tajam, untuk kesekian kalinya aku mencoba menyapa cintamu.

Tapi tak ada jawab.

Yang kutemui hanya lembap udara yang berembus panas.

Tak ada gerimis turun, membuat terik matahari bebas menerabas daun-daun dan jatuh di wajah tanah merah dan aspal.

Gerah segera berubah peluh.

Menyatu bersama degup jantungku yang mulai kehilangan jejakmu.

Kemana gerangan engkau pergi?

Dua tahun bukan waktu yang pendek buat orang seperti aku.

Yang selama ini selalu mencoba setia menjaga segala rindu dan cinta, untukmu.

Mungkin terdengar klise atau malah bodoh.

Tapi setidaknya itu yang kurasakan detik ini; gelisah dan pencarianku menyatu bersama kangen yang menumpuk dan mengecup penantian yang tak kunjung berakhir.

Apakah kau inginkan kesendirian saat ini?

Ketika semua mata menelaah segala apa yang kau lakukan.

Ketika jiwamu dalam ketidakpastian; menyelami diri, berkaca dari dasar hati dan menelan manis-pahit kehidupan.

Apa yang kau dapatkan?

Kesempurnaan dari sebuah debat hati ataukah pengakhiran dari sebuah perenungan?!

Detik ini, aku hanya bisa bertanya sekali lagi; kemana sebenarnya engkau pergi?

Ajari aku mencari peta raga, jiwa, dan hatimu.

Karena yang kuyakini dan kudapatkan kini jelas sudah: hatimu ternyata bukan untukku, ternyata.

Terima kasih untuk setiap sentimeter kebahagiaan yang telah kau berikan.

Berbahagialah dengan kekasih pilihan hatimu.

Aku akan coba untuk “rela”; merelakan hatimu untuk orang lain, bukan untukku.



Dikutip dari buku “Cinta itu, Kamu” dengan pengarang Moammar Emka. (^_^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar