Dalam
hubungan-hubungan yang kita jalin di kehidupan, setiap orang adalah guru bagi
kita.
Ya,
setiap orang. Siapapun mereka. Yang baik, juga yang jahat. Betapapun yang
mereka berikan pada kita selama ini hanyalah luka, rasa sakit, kepedihan, dan
aniaya, mereka tetaplah guru-guru kita. Bukan karena mereka orang-orang yang
bijaksana. Melainkan karena kitalah yang sedang belajar untuk menjadi
bijaksana.
Mereka
mungkin tanah gersang. Dan kitalah murid yang belajar untuk menjadi bijaksana.
Kita belajar untuk menjadi embun pada paginya, awan teduh bagi siangnya, dan
rembulan yang menghias malamnya.
Tetapi
barangkali, kita justru adalah tanah yang paling gersang. Lebih gersang dari
sawah yang kerontang. Lebih cengkar dari lahan kering di kemarau yang panjang.
Lebih tandus dari padang rumput yang terbakar dan hangus. Maka bagi kita sang
tanah gersang, selalu ada kesempatan menjadi murid yang bijaksana.
Seperti
matahari yang tak hendak dekat-dekat bumi karena khawatir nyalanya bisa
memusnahkan kehidupan. Seperti gunung api yang lahar panasnya kelak menjelma
lahan subur, sejuk menghijau berwujud hutan.
Dan
seperti batu cadas yang member kesempatan lumut untuk tumbuh di permukaannya.
Dia izinkan sang lumut menghancurkan tubuhnya, melembutkan kekerasannya. Demi
terciptanya butir-butir tanah. Demi tersedianya unsur hara agar pepohonan
berbuah.
Yak post nitha kali ini nitha
awali dengan sebuah penggalan yang ada di dalam buku “Dalam Dekapan Ukhuwah”. Nitha
merasa bacaan di atas emang benar adanya. Semua orang yang ada di dalam hidup
kita merupakan guru terbaik untuk kita. Yang baik, dan juga yang jahat.
Mereka yang selalu ada untuk
kita, maupun mereka yang selalu menyakiti perasaan kita. Mereka semua tidak ada
bedanya, mereka tetap guru bagi kita. Iya kan..??
Dari mereka yang menyakiti
perasaan kita, kita bisa belajar supaya apa yang membuat kita sakit hati, gag
kita lakuin ke orang lain. Jagalah perasaan orang lain, maka secara gag
langsung kita tlah menjaga perasaan diri kita sendiri.
Dari mereka yang selalu ada untuk
kita, kita bisa belajar untuk berusaha selalu ada untuk teman, sahabat atau
orang yang kita sayang disaat mereka membutuhkan ataupun tidak membutuhkan
kita.
Walopun sebagai manusia biasa,
kita gag bisa memungkiri ketika kita disakiti oleh orang lain, atau disakiti
orang yang kita sayang, pasti kita merasakan sakit yang begitu mendalam. Namun
alangkah bijaknya jika kita memaafkan mereka dan mengambil pelajaran-pelajaran
dari mereka. Karena ketika hati masih diliputi perasaan dendam atau amarah, maka
hati itu akan sulit mengambil pelajaran yang terselip disetiap kejadian yang
menghampiri kita.
Kalo kita perhatikan lebih
seksama, kebanyakan orang yang menyakiti perasaan kita itu adalah orang-orang
yang kita sayangi. Iya kan..??
Yah entah siapa mereka yang
menyakiti kita, entah siapa mereka yang selalu ada didekat kita, namun yang
pasti mereka semua adalah guru kita. Semua kembali ke diri kita masing-masing
bagaimana mau menyikapinya..:)
Stay cool n carry on…
See you n bye bye…:*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar